Total Pageviews

Monday, August 31, 2009

harga diri wanita



Islam telah mengangkat harga diri wanita. Namun, banyak wanita yang kehilangan harga dirinya. Padahal, kehilangan harga diri akan menghancurkan dirinya sendiri dan merusak masyarakat.

Persoalan wanita tidak pernah habis dibahas sejak dulu hingga kini. Menurut Imam Syahid Hasan Albanna, wanita menjadi barometer baik buruknya sebuah masyarakat. Rusaknya akhlaq wanita merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan kenakalan remaja, rapuhnya keluarga, dan kerusakan masyarakat. Wanita yang rusak akhlaqnya, maka ia kehilangan harga dirinya.

Fenomena tersebut telah lama disinyalir oleh Rasulullah SAW yang bersabda, "Bagaimana dengan kalian apabila perempuan-perempuan kalian telah melampaui batas, pemuda-pemuda kalian telah berbuat kefasikan, dan kalian juga telah meninggalkan jihad kalian?"

Lalu, para sahabat balik bertanya, "Apa hal itu mungkin terjadi, wahai Rasulullah?"

"Ya, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya. Bahkan lebih dari itu pun terjadi," jawab Rasul. "Bagaimana nasib kalian jika kalian tidak memerintahkan yang ma’ruf dan tidak melarang yang mungkar?" lanjutnya.

Para sahabat balik bertanya, "Apakah hal itu akan terjadi, wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Ya, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Bahkan lebih dari itu pun terjadi."

Para sahabat bertanya, "Apa yang lebih parah lagi darinya?"

Nabi bersabda, "Bagaimana nasib kalian jika telah melihat yang ma’ruf sebagai kemungkaran dan yang mungkar sebagai barang yang ma’ruf?"

Mereka bertanya lagi, "Apakah itu bisa terjadi, wahai Rasulullah?"

"Ya, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya. Bahkan, yang lebih dari itu pun terjadi. Allah berfirman : Demi Aku, Aku bersumpah. Pasti akan muncul fitnah sehingga orang yang sabar pun menjadi bingung." (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la).

Ada suatu rangkaian yang terus berkelindan antara kerusakan akhlaq seorang wanita dengan rusaknya sebuah masyarakat. Kerusakan tersebut banyak berawal dari dominasi akhlaq tercela yang menular pada generasi berikut dan lingkungannya. Tentu saja, wanita bukanlah penyebab tunggal kerusakan ini. Banyak faktor lain yang juga berpengaruh, di antaranya juga keburukan akhlaq para suami.

Sepenggal kisah tentang seorang anak yang sudah melacur di usia 13 tahun karena mengikuti jejak ibunya mungkin dapat mewakili fenomena tersebut. Besar di daerah pelacuran, membuat Ani (bukan nama sebenarnya) belajar dari perilaku orang dewasa di sekitarnya. Tak perlu menunggu waktu lama untuk mempunyai ‘pelanggan’. Saat anak-anak seusianya masih menjalani pendidikan di tingkat SMP, Ani diam-diam sudah memiliki pelanggan dan akhirnya menjalani profesi itu. Berawal dari kerusakan akhlaq wanita? Tidak juga. Karena ibunya Ani menjadi pelacur karena dijual oleh bapaknya sendiri.


***
Islam Mengangkat Harga Diri Wanita

Islam adalah sistem perundangan yang pertama sekaligus terakhir menempatkan kaum wanita di tempat paling terhormat, paling baik, dan paling indah. Islam memandang wanita sebagai manusia yang utuh dan sempurna sebagaimana kaum pria dalam hal penciptaan, kemanusiaan, perasaan, dan hak-haknya. Sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kalian, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kalian adalah turunan dari sebagian yang lain." (QS. Ali Imran : 195).

Saat wanita menjadi komoditi yang diperjualbelikan, sebagaimana terjadi kembali saat ini, Islam datang untuk memuliakan dan mengangkat harkat mereka, memelihara hak-hak dan kehormatannya. Islam membolehkan wanita berjual-beli, melakukan sewa-menyewa, bersedekah, menuntut ilmu, dan sebagainya, layaknya orang merdeka.

Tidak ada agama yang bisa berbuat adil terhadap kaum wanita sebagaimana keadilan yang diberikan Islam. Hanya orang yang tak paham Islam yang mengatakan bahwa Islam merendahkan harkat kaum wanita. Allah SWT menegaskan, "Dan kaum wanita itu memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf." (QS. Al Baqarah : 228).

Aturan tersebut telah dibuktikan dalam kehidupan nyata dalam peradaban Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya, "Berikan wasiat kepada kaum wanita dengan baik."

"Sebaik-baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku."

Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Lagi-lagi beliau menjawab, "Ibumu." Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Baru beliau menjawab, "Bapakmu, kemudian orang yang paling dekat dan seterusnya."

***
Islam Menjaga Harga Diri

Agama Islam dirancang untuk menjaga harga diri wanita. Allah menetapkan pernikahan, etika bergaul dalam interaksi sosial, sampai aturan hijab sebagai tindakan preventif dari berbagai kerusakan. Pernikahan dan arti keluarga, yang kini sering diperdebatkan urgensinya oleh sebagian masyarakat, dalam Islam merupakan sebuah kemutlakan. Mengabaikan artinya terbukti telah mengakibatkan kehancuran.

Ada beberapa yang perlu dilakukan muslimah dalam menjaga harga dirinya. Allah SWT memerintahkan kaum wanita agar memakai penutup dan tidak menampakkan perhiasan di tubuhnya, termasuk auratnya. Wanita tidak dibenarkan memakai pakaian yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya.

Orang-orang yang hatinya tertutupi kegelapan hidayah sering mengemukakan bahwa wanita memiliki kebebasan untuk tampil di depan publik. Menurut mereka, tidak perlu aturan menutup aurat, karena apa yang ada di benak seorang laki-laki ketika melihat wanita berpakaian seksi sangat dipengaruhi oleh pikirannya sendiri.

Padahal aturan hijab dan etika berinteraksi yang Allah tetapkan itu merupakan sebuah tindakan preventif dari terjaganya harga diri seorang wanita. Islam menentukan garis yang jelas dalam penampakan perhiasan yang berlebih-lebihan serta mengharamkan khalwat (menyepi dengan lain jenis yang bukan mahram).

Aturan itu bukan berarti membatasi ruang gerak wanita. Wanita tetap dapat berinteraksi dalam masyarakat, dengan syarat ia harus menjaga kesopanan dan kewibawaan tanpa keluar dari batasan syari’at .

Sementara itu, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menjaga harga diri kita sebagai seorang muslimah, yaitu; Pertama, tingkatkan hubungan dengan Allah SWT dan senantiasa berdo’a agar diberikan kekuatan dan bimbingan. Kedua, tingkatkan pemahaman tentang agama, khususnya fiqh wanita. Ketiga, ciptakan lingkungan yang selalu menegakkan prinsip ‘amar ma’ruf nahi mungkar. Keempat, rajin meminta nasihat dan do’a kepada orang-orang yang terjamin keshalihannya. Kelima, jangan putus beramal shalih. Keenam, jangan pernah putus harapan terhadap rahmat Allah. Insya Allah, harga diri kita selalu terjaga dan dijaga Allah. [Ummi-0205]

tudung wanita

Bila wanita menjaga auratnya dari pandangan lelaki bukan muhram, bukan sahaja dia menjaga maruah dirinya, malah maruah wanita mukmin keseluruhannya. Harga diri wanita terlalu mahal. Ini kerana syariat telah menetapkan supaya wanita berpakaian longgar dengan warna yang tidak menarik serta menutup seluruh badannya dari kepala hingga ke kaki.

Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia.

Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. Samada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.

Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya.

Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini. Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung.

Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita. Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya.

Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab. Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya.

Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung?

Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki . Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya. Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya.

Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi. Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam.

Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. Mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka. Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian.

Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri. Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati).

Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati. Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. Samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran.

Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain. Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki.

Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada’ dan qadar dari Allah. Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita.

Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam. Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah. Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui “Islam is really beautiful.” Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya.

Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.

Sunday, August 30, 2009

mengapa murahnya harga diri...wanita






saat dan ketika ini,
ku termenung sendirian...
aku terfikir tentang jahilnya diri,alpanya diri,rakusnya diri..
ku hanya tahu,bersuka2.berfoya2....
gelap dlm dakapan nafsu yg tiada kesudahan....
betapa bodohnya diri...
sehingga diri ini merelakan kpd perkara yg mendatangkan kemarahan Ilahi..

ku berdosa padaMu Tuhan,
ke berdosa pd ibu dan ayah,
ku berdosa pd keluarga,
ku berdosa pd agama islam,
ku berdosa pd bangsaku...

betapa dungunya aku,
sanggup memperlekehkan harga diri seorang wanita,
harga diri seorang mujahidah,
harga diri seorang mukminah...

apa ada pd diriku tatkala aku menghancurkan maruahku,
menjadikan diri bagai tiada harga diri,
menitis titisan noda dlm diri..

kenapalah aku terlalu bodoh utk menilai semua itu,
sedangkan cukupnya ilmu yg ada pd diri,
dimana balasan setiap pengorbanan utk ibu ayahku,
dimana harga diri seorang wanita islam?

betapa hinanya aku disisiMu Ya Tuhan tatkala aku terpalit noda kehitaman ini..
berilah aku keampunan Ya Tuhan...
seandai aku diambil nyawa,tika dan waktu ini..
kau ambillah nyawaku dlm titian taubatku,
bkn dlm perhinaan dariMu...

andai aku diberi ruang masa yg lebih panjang utk melayar hidup,
aku akn terus melayar kehidupan ini dgn taqwa dan iman..
batasan syariat kuperkukuhkan sebagaimana ilmu yg aku pelajari...

Ya Allah...
aku pohon taubat dariMu..
ampunkan aku...
peliharalah aku dlm RahmaMu...

Muslimah Mukminah Yang Sejati



Seringkali kita mendengarkan tentang kisah-kisah srikandi Islam yang gagah berani seperti Siti Fatimah, Khadijah r.a., Khaulah Al-Azwar, Nusaibah serta ramai lagi muslimah-muslimah tauladan. Ramai yang mengatakan bahawa tidak mungkin kita akan mencapai tahap srikandi-srikandi mulia tersebut. Namun sedarkah kita, penilaian terhadap perjuangan seseorang itu hanyalah Allah s.w.t. yang berkuasa menentukan.

Keikhlasan dan kesediaan kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada jalan perjuangan Islam ini adalah tunjang utama untuk menjadi mujahidah sejati. Namun syarat yang paling utama ialah keutuhan aqidah yang akan mendorong kita untuk thabat dalam membantu agama Allah s.w.t.

Ingatlah, dahulu kaum wanita menjadi bahan hinaan kaum-kaum jahiliyah terdahulu bahkan dianggap lebih hina dari binatang. Namun, cahaya Islam merubah segalanya. Kaum wanita diangkat martabatnya dan diberi hak yang sewajarnya. Islam memuliakan wanita sehingga terdapat surah An-Nisa’ yang bermakna ‘wanita-wanita’ yang banyak menyentuh tentang hal ehwal wanita. Di sini, saya ingin menyentuh beberapa skop muslimah sebagai pejuang agama secara ringkas.

Berjuang Sebagai Puteri

Jika menyentuh tentang perkara ini, pasti kita tidak lari dari memikirkan tentang puteri-puteri Rasulullah seperti Zainab, Ruqaiyyah, Ummu Kaltsum dan Fatimah. Namun, sejarah lebih ‘menghighlightkan’ Fatimah dari segi seorang anak kerana rapatnya beliau dengan Rasulullah. Fatimah lah yang membersihkan belakang Rasulullah apabila diletakkan najis oleh kaum musyrikin bahkan beliaulah yang memangku baginda Rasul di saat menjelang kewafatan baginda. Bagaimana pula dengan kita?

Secara umumnya, wajib ke atas anak itu membantu kedua ibu-bapanya serta berusaha tidak membebankan mereka dari segala segi. Jika sahabat-sahabat memiliki bapa atau ibu atau kedua-duanya yang beriltizam sepenuhnya dengan jamaah, maka hendaklah memahami mereka terutama pada saat-saat kesulitan seperti kesuntukan waktu atau harta. Bahkan, perlu bersiap-sedia menghadapi kemungkinan yang lebih dari itu kerana jalan perjuangan itu penuh mehnah dan tribulasi.

Bagi mereka yang memiliki ibu bapa yang neutral atau pun menentang, hendaklah berusaha memahamkan mereka tentang Islam secara beransur-ansur. Jangan mengharapkan mereka akan memahami kita jika tidak menjaga adab dan tanggungjawab sebagai anak sebagaimana sepatutnya. Tidak perlulah diceritakan tentang penglibatan kita dalam jamaah kerana mereka pastinya akan bimbang lantas melarang kita menyertai perjuangan ini lantaran ketidakfahaman. Tetapi cukuplah kita berusaha menjadi anak yang soleh dan tidak menyakitkan hati mereka walaupun pemikiran dan pemahaman adalah bertentangan. Ingat, sehebat mana seorang anak itu, redha ibu bapa lah yang akan memandu kita kepada redha Allah.

Berjuang Sebagai Isteri

Walaupun kalian belum berkahwin, tetapi hendaklah mengambil kisah akan hal ini kerana ia adalah masa depan dunia dan akhirat. Pertamanya amatlah dituntut kepada para mujahidah memilih para mujahid yang beriltizam dengan perjuangan Islam. Walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa hadapan, namun ciri-ciri itu sudah dapat dilihat pada usia seorang pemuda. Perkara ini penting bagi melahirkan baitul muslim yang akan melahirkan masyarakat muslim yang akan mendokong ke arah tertegaknya Islam di bumi ini.

Hendaklah kalian menjadi sayap kiri perjuangan suami dan memahami bahawa perjuangan ini menuntut pengorbanan dan pastinya tidak dimanjai dengan harta dunia. Bersiap-sedialah untuk meletakkan Islam sebagai kepentingan dan agenda utama hidup suami kalian bahkan hidup diri kalian sendiri. Ingatlah akan pengorbanan Saidatina Khadijah dalam membantu perjuangan Rasulullah dan menjadi peneman suka duka baginda sehingga tiada gantinya lagi.

Selain itu, sudah menjadi tanggungjawab kalian untuk memberi motivasi kepada para isteri mujahidin yang lain supaya mereka tidak tergugat dengan dugaan dan tidak goyah dengan harta dunia.

Berjuang Sebagi Ibu

Ini merupakan ‘stage’ terpenting kerana diibaratkan tangan ibu itu bisa menggoncang dunia. Dari rahim yang lembut itu, lahir Rasulullah s.a.w. yang tercinta. Dari rahim yang lembut itu lahir pejuang-pejuang Islam seperti Muhammad Al-Fateh, Salahuddin Al-Ayyubi dan Imam Hasan Al-Banna. Juga dari rahim yang lembut tetapi utuh itu lahir para ulama’ dan tokoh-tokoh agama yang ulung seperti Imam Malik, Imam As-Syafe’i dan Imam Bukhari.

Jika menyusur sirah para nabi, kebanyakannya ibu mereka adalah terdiri daripada wanita yang solehah seperti Maryam ibu Nabi Isa, Ibu Nabi Musa, Siti Hajar ibu nabi Ismail dan ibu nabi Sulaiman. Begitu juga dengan ibu para ulama’ seperti ibu Imam Bukhari yang tidak jemu-jemu mendoakan dan menjaga anaknya yang buta sehingga menjadi celik semula seterusnya menjadi ulama’ Hadith yang ulung.

Maka di sini, dapat diambil contoh tauladan oleh para mujahidah dalam melahirkan dan mendidik generasi yang akan menjadi pewaris ulama’ dan jundullah. Sebagai ibu, hendaklah berusaha membentuk anak-anak menjadi generasi al-Quran serta menjadikan sunnah Rasul ikutan hidup mereka.

Berjuang Sebagai Ahli Harakah Islamiyah

Mutakhir ini, para muslimah telah diberi peranan penting dalam gerakan Islam sehingga ditubuhkan tanzim khas untuk muslimat seperti Dewan Muslimat dan Unit Helwi. Memandangkan AM adalah sebuah jamaah yang masih kecil, maka unit muslimat ini bukanlah sebuah unit yang dhoruriyat mahupun hajiyat untuk ditubuhkan bahkan kita tidak mempunyai kapasiti yang secukupnya untuk itu.

Muslimin dan muslimat bekerja bersama-sama saling bantu membantu dalam batas syara’ untuk gerak kerja jamaah. Bahkan, terdapat jamaah yang majoritinya adalah muslimat dan yang menggiatkannya adalah kaum hawa ini. Walaupun muslimat tidak mempunyai taklifan syara’ untuk bergiat dalam harakah Islamiyyah, namun memandangkan senario semasa kini di mana kaum Hawa lebih ramai dari kaum Adam memerlukan muslimat untuk turun bersama para muslimin.

Muslimat pada zaman Rasulullah turut turun ke medan perang untuk membantu para muslimin dari belakang seperti mengubati para tentera yang cedera. Malah terdapat para muslimat yang turut masuk ke medan tempur seperti Nusaibah dan Khaulah Al-Azwar.

Bahkan, dengan keterlibatan muslimat dalam gerak kerja Islam dapat menangkis tuduhan-tuduhan yang mengatakan Islam itu mengongkong kaum wanita. Ia juga dapat membuka mata-mata mereka dengan kehebatan wanita muslim dalam perjuangan Islam.

Ingatlah sahabat-sahabat sekalian, bukanlah mudah untuk menjadi mujahidah sejati. Pelbagai rintangan yang perlu dilalui untuk bergelar mujahidah yang diiktiraf Allah. Jika Barat bangga dengan Joan of Ark, kita patut lebih berbangga lagi dengan mujahidah-mujahidah Islam seperti Sumaiyah dan Zainab Al-Ghazali.

Kepada yang masih solo, jangan dirisau akan jodohmu kerana mujahid yang sejati itu bukanlah tertarik pada rupa tetapi pada perjuanganmu fisabilillah.Rupa paras bukanlah ukuran nilai pada seorang muslimah tetapi iman dan keutuhan jiwa yang berada pada dirinya. Pernah terjadi di Iran di mana wanita-wanita Iran memilih kaum-kaum lelaki yang cedera dalam pertempuran sebagai suami. Malah kaum lelaki terdiri daripada orang-orang yang terpotong kaki dan tangannya akibat perang melawan musuh Allah. Kaum wanita itu mengiginkan lelaki yang bersih jiwanya dan telah teruji bahawa lelaki itu telah siap menyerahkan jiwa raganya untuk Allah yang mereka cintai.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang diiktiraf Allah sebagai pejuang agamaNya.

Saturday, August 29, 2009


wanita...
sungguh mulia insan bergelar wanita,
lahirnya disanjung tinggi..
pengorbanannya dimuliakan semua..
kerana,
hati wanita itu rapuh,
akal wanita itu nipis,
dibekalkan dengan sifat lemah lembutnya...isimewanya wanita..
namun,jgn disangka tangan yg menghayung buaian tidak dapat menggegarkan dunia,lihat saja sri kandi islam,siti khadijah,aisyah,masyitah,summayyah, asiah..dan ramai lagi wanita yg sanggup meredhakan diri demi islam tercinta...
hai wanita,
kenapa harus berdiam bgkitkan diri,
menempah kejayaan, sesungguhnya,wanita itu istimewa,diciptkan ia dari rusuk lelaki utk menjadi peneman dlm perjuangan mujahid..sayap kiri suami..penenang hati suami..indahnya ciptaan Ilahi,dijadikan wanita bukan utk diperlekeh,tp,utk dijadikan mukminah sejati....
banggalah jika kita dilahirkan sebagai seorang wanita....
jgn biarkan diri kita tiada harga..jadilah permata yg menyinar utk melahirkan pejuang2 islam....utk memartabatkan islam...
wanita,
andai engkau rebah dlm perjuangan,
bgun dan terus bgun..ingatlah,
sesungguhnya,Allah tetap bersama kita..amin...Allahuakbar3x

wanita

inginku sebut tentang wanita,
tidak tahu mengapa,
apalah istimewa,
disebalik nama wanita,
telah kumaklum,
hancur negara kerana wanita,
bangun negara kerana wanita,
apakah sehebat itu wanita,
dapat menjatuh bangunkan negara,
sedangkan ku lihat dihadapan mata,
wanita murah cuma,


ingin ku miliki,
isteri buat diriku sendiri,
putera-puteri yang ingin ku tatangi,
tetapi manakah jalan yang harus ditempuhi,
untuk membuat pilihan yang tepat sekali,


haruskah ku pilih gadis barat,
mereka diacu adunkan supaya menjadi kononhebat,
mahkamah mereka menggubal,
supaya wanita-wanita berpakaian telanjang,


tetapi pilihanku ini,
memilih gadis timur sebagai calon isteri,
wanitanya rajin mengalahkan lelaki,
namun apa yang ada pada peribadi,
jika sudah hilang nilai diri,
itulah akibat meniru membuta tuli,


aku melihat sendiri cetakkan yahudi,
tidak tertarik langsung diriku ini,
melihat wanita dijadikan dagangan jual beli,
di tv dan kelab malam sugar daddy,


pada mereka wanita itu harus bebas,
dari kongkongan suami yang terbatas,
tidak hirau jika keturunan dan bangsa porak peranda,
asalkan nafsu dibawah perut selesa,


aku telah melihat seluruh wanita dunia,
tiada satu membuat terpesona,
cuma tinggal seorang,
seorang lagi yang belum ku bicara,


gadis islam persis buah-buahan,
diladang yang empunya tuan,
ranum dan rendang,
ingin sahaja dipetik,
namun tidak tercapai,
kerana ia dipelihara tuhan,
gadis muslimah,
tinggi nilainya bak mutiara di dalam tiram,
tidak tunduk dek wang,
tidak rakus dek nafsu,


yang dicari sudah ku temui,
aku berdoa pada ilahi,
ramai lagikah muslimah sepersi isteriku ini,
tidak berkiblat materialisme dan yahudi,
tapi mengamalkan islam sepenuh hati.

seorang wanita

Seorang gadis itu ...
yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati ...
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya...

seorang gadis itu ...

hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya,
cinta untuk diberi ...
cinta untuk dirasa ...
namun manjanya
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia ...
ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia ...
begitu unik tercipta,

lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah ...
seorang gadis itu ...
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini ...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap ni'matNya ...

seorang gadis itu ...

bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah & tenang sikapnya,
teman ar-Rasul,
pengubat duka & laranya ...
bijaksana ia,
menyimpan ílmu,
si teman bicara,
dialah Áishah,
penyeri taman Rasulullah,

dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah ...
seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLah memuji ...

seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah ...
kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda ...

bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan Allah .

seorang gadis itu ...

perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara ...
dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya ...
dengan yakin Deennya,
dengan teguh áqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
Allah jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia .
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga & ummahnya ...

seorang gadis itu ...

melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan & penghargaan,
tanpa jemu & tanpa bosan,
memimpin tangan, menunjuk jalan ...
seorang gadis itu ...
yang hidup di alaf ini,
gadis akhir zaman,
era hidup perlu berdikari ...
dirinya terancam dek fitnah,
sucinya perlu tabah,
cintanya tak boleh berubah,
tak bisa terpadam dek helah,
dek keliru fikir jiwanya,
kerna dihambur ucapkata nista,
hanya kerana dunia memperdaya ...
kerna seorang gadis itu,
yang hidup di zaman ini ...
perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya,
dari lemah & kalah,
dalam pertarungan yang lama ...
dari rebah & salah,
dalam perjalanan mengenali Tuhannya,
dalam perjuangan menggapai cinta,
ni'mat hakiki seorang hamba,
dari Tuhan yang menciptakan,
dari Tuhan yang mengurniakan,
seorang gadis itu ...
anugerah istimewa kepada dunia!

seorang gadis itu ...

tinggallah di dunia,
sebagai ábidah,
daíyah & mujahidah,
pejuang ummah ...
anak ummi & ayah,
muslimah yang solehah ...
kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
rumahnya taman ilmu,
taman budi & ma'rifatullah ...
seorang gadis itu ...
moga akan pulang,
dalam cinta & dalam sayang,
redha dalam keredhaan,
Allah yang menentukan ...
seorang gadis itu dalam kebahagiaan!
Moga ar-Rahman melindungi,
merahmati dan merestui,
perjalanan seorang gadis itu ...
menuju cintaNYA yang ABADI!

Seorang gadis itu ...

yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati ...
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya...

seorang gadis itu ...

hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya,
cinta untuk diberi ...
cinta untuk dirasa ...
namun manjanya
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia ...
ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia ...
begitu unik tercipta,

lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah ...
seorang gadis itu ...
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini ...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap ni'matNya ...

seorang gadis itu ...

bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah & tenang sikapnya,
teman ar-Rasul,
pengubat duka & laranya ...
bijaksana ia,
menyimpan ílmu,
si teman bicara,
dialah Áishah,
penyeri taman Rasulullah,

dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah ...
seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLah memuji ...

seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah ...
kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda ...

bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan Allah .

seorang gadis itu ...

perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara ...
dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya ...
dengan yakin Deennya,
dengan teguh áqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
Allah jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia .
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga & ummahnya ...

seorang gadis itu ...

melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan & penghargaan,
tanpa jemu & tanpa bosan,
memimpin tangan, menunjuk jalan ...
seorang gadis itu ...
yang hidup di alaf ini,
gadis akhir zaman,
era hidup perlu berdikari ...
dirinya terancam dek fitnah,
sucinya perlu tabah,
cintanya tak boleh berubah,
tak bisa terpadam dek helah,
dek keliru fikir jiwanya,
kerna dihambur ucapkata nista,
hanya kerana dunia memperdaya ...
kerna seorang gadis itu,
yang hidup di zaman ini ...
perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya,
dari lemah & kalah,
dalam pertarungan yang lama ...
dari rebah & salah,
dalam perjalanan mengenali Tuhannya,
dalam perjuangan menggapai cinta,
ni'mat hakiki seorang hamba,
dari Tuhan yang menciptakan,
dari Tuhan yang mengurniakan,
seorang gadis itu ...
anugerah istimewa kepada dunia!

seorang gadis itu ...

tinggallah di dunia,
sebagai ábidah,
daíyah & mujahidah,
pejuang ummah ...
anak ummi & ayah,
muslimah yang solehah ...
kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
rumahnya taman ilmu,
taman budi & ma'rifatullah ...
seorang gadis itu ...
moga akan pulang,
dalam cinta & dalam sayang,
redha dalam keredhaan,
Allah yang menentukan ...
seorang gadis itu dalam kebahagiaan!
Moga ar-Rahman melindungi,
merahmati dan merestui,
perjalanan seorang gadis itu ...
menuju cintaNYA yang ABADI!

Friday, August 28, 2009

test lagi..

salam buat semua..
hari ni,sy ader test ekonomi n b.arab..fuh...bacer x bis lagi..x taulah nk jwab per...doakan agar dp jwab soalan test tu,sbb ni semua caring forward marks u final nnti..dptlah tlong mrkah kit2...doakan daku..amin

Thursday, August 27, 2009

Siti Zubaidah tokoh pembangunan yang berwawasan

Dia seorang lagi serikandi Islam yang cukup terkenal dari dahulu sehingga kini. Dia juga turut dikaitkan dengan terusan yang cukup pernting dan popular serta menjadi nadi kepada umat Islam, terutama yang datang ke Mekah untuk mengerjakan haji.

Terusan yang dibina kira-kira 1400 tahun dahulu itu adalah hasil dari inisiatif seorang wanita hartawan, Siti Zubaidah binti Jaafar. Jasanya terutama dalam pembangunan infrastruktur di zaman kerajaan Abasiah. Terusan tersebut menjadi nadi penting pada masa itu.

Kisah wanita ini amat menarik untuk ditatapi oleh pembaca, bukan kerana dia isteri Khalifah Harun Al-Rashid, tetapi dikagumi kerana kepintaran dan wawasannya membina kemudahan infrastruktur negara.

Perkahwinan Siti Zubaidah dan Khalifah Harun diadakan secara besar-besaran semasa pemerintahan Al-Mahadi, ayahanda kepada Khalifah Harun. Rakyat jelata dan fakir miskin dihidangkan dengan pelbagai hidangan lazat serta diberikan pelbagai hadiah istimewa di majlis itu.

Khalifah Harun yang pada masa itu belum dilantik sebagai Khalifah sanggup membelanjakan banyak wang untuk meraikan perkahwinannya. Beliau sanggup melakukan apa sahaja kerana terlalu gembira berjaya memiliki wanita idaman.

Siti Zubaidah seorang wanita yang pintar dan berpandangan luas. Justeru pendapatnya sentiasa diterima dan dihormati. Selain itu di juga berbakat dalam bidang seni terutama sajak dan syair berunsur perjuangan, puji-pujian kepada Tuhan, selawat ke atas Nabi dan sebagainya.

Aktiviti seni dan budaya menjadi sebahagian dari darah dagingnya. Di juga mempunyai dan memimpin unit kebudayaan di bawah pimpinannya.

Selain itu di juga isteri yang memahami tugas dan tanggungjawab suami sebagai pejuang Islam. Untuk itu dia sentiasa berjalan seiring dengan perjuangan suami kerana menyedari tenaga wanita sepertinya turut diperlukan dalam perkembangan negara Islam.

Dia juga sedar bahawa tugas sebagai pemipin bukan satu tugas yang mudah dan tugas isteri jua bukan sekadar ibu rumahtangga, tetapi mendampingi, memberikan buah fikiran dan membantu tugas-tugas suami terutama dalam meningkat imej negara dan agama Islam.

Bagi memastikan segala-galanya berjalan lancar, Siti Zubaidah begitu berhati-hati mengatur hidupnya menguruskan rumahtangga dan menghibur suami serta anak-anak yang bakal dilahirkan.

Dia sedar sebagai isteri Khalifah, dia perlu cepat bertindak dan bijak membuat keputusan, berwaspada dalam semua keadaan, membataskan diri dengan hukum-hukum syarak serta berkorban apa sahaja untuk suami walaupun terpaksa mengorbankan perasaannya sendiri. Yang penting baginya biarlah suami mendapat layanan terbaik dan istimewa serta sentiasa dilimpahi kegembiraan.

Walaupun hidupnya dilimpahi kekayaan, tetapi wanita ini sentiasa memastikan dia tidak termakan dengan pujukan syaitan. Dia beranggapan kekayaan di dunia cuma sementera dan sekiranya dilaburkan mengikut cara yang betul akan mendapat keberkatan di akhirat kelak, manakala kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal, indah dan terlalu manis. Keindahan dan kemanisan itulah yang dicari.

Idea untuk membina terusan tersebut terdetik apabila mendapat tahu bahawa penduduk di Mekah menghadapi masalah kekurangan air ketika mengerjakan haji pada tahun 186 hijrah.

Melihat keadaan itu, dia mengarahkan semua arkitek dan pekerja untuk segera melaksanakan pembinaan projek terusan walaupun terpaksa menanggung perbelanjaan yang besar.

Mereka memulakan kerja-kerja tersebut dengan menyambungkan mata air dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Projek ini menelan belanja 1,700,000 dinar. Ia masih beleh digunakan oleh sesiapa sahaja yang melalui jalan di antara Mekah dan Mina.

Selain itu dia juga turut memperbaiki jalan di antara Baghdad ke Mekah. Di sepanjang jalan dibina perigi-perigi dan rumah-rumah persinggahan untuk memudahkan orang ramai yang datang ke Mekah berehat.

Selain itu di Baghdad juga terdapat sebuah masjid terkenal dan dinamakan masjid Siti Zubaidah kerana dia yang bertanggungjawab membinanya

Khalifah Harun Al-Rashid amat gembira dan berasa bertuah kerana mempunyai isteri yang cantik dan bijak. Pasangan ini sering berbincang dan bertukar pandangan. Pendapat Siti Zubaidah selalu tepat dan sesuai untuk pembangunan semua golongan.

Tentang penglibatan dalam politik, dia tidak bermaksud untuk mencampuri urusan tersebut, tetapi mahukan anak sulungnya, Al-Amin dilantik sebagai Putera Mahkota, tetapi cadangan ini telah dibantah oleh Khalifah Harun Al-Rashid.

"Wahai Zubaidah, sesungguhnya kelebihan anakmu dihadapanmu adalah sama seperti keindahan seorang anak di mata ibu bapanya. Bertakwalah kepada Allah, sebenarnya demi Allah, anakmu ini lebih aku kasihi dari lain-lain"

"Tetapi perkara ini adalah perkara pemerintahan, tidak boleh diserahkan, melainkan kepada orang yang berhak. Kita semua bertanggungjawab kepada rakyat jelata dan berdosa jika kita cuai. Kita tentu tidak sanggup menemui Allah dengan menanggung dosa-dosa mereka serta dipertanggungjawabkan atas kesalahan-kesalahan mereka." Kata Khalifah.

Setelah mendengar kata-kata suami tersayang, Siti Zubaidah tidak membantah. Bagaimanapun sejarah kemudian menyaksikan Al Amin dilantik dan diberikan jawatan itu selepas kemangkatan Khalifah. Dia kemudian digulingkan dan dihukum bunuh setelah gagal melaksanakan tugas dengan baik. Tempatnya diganti oleh Al Makmum.

Siti Zubaidah menyaksikan semua itu dengan hati yang hancur luluh. Tetapi apabila mengingatkan kata-kata arwah suami, jiwanya kembali tenang. Dalam masa yang sama ada yang cuba menghasut supaya menuntut bela ke atas pembunuhan tersebut, tetapi dia berjaya mengenepikan hasutan tersebut. Baginya Al Makmum tidak bersalah dan dia kenal siapa anaknya dan siapa Al Makmum.

Sejak itu wanita ini menghabiskan sisa-sisa hidup dengan memperbanyakkan ibadat, berzikir serta memohon keampunan di atas dosa-dosa yang lalu. Dia juga menjadi tumpuan, tempat rujukan dan pertanyaan mengenai hal-hal furuk dalam ajaran Islam.

Siti Zubaidah menyimpan seramai 100 jariah yang menghafaz al-Quran. Dia meninggal dunia pada 216 Hijrah di Baghdad.

Kitab Riadhus Salikin menceritakan bahawa selepas beberapa malam setelah kematian Siti Zubaidah, seorang soleh yang bertaraf wali Allah bermimpi melihatnya berada di dalam syurga.

Wali Allah tersebut bertanya, "Apakah amalan yang menyebabkan engkau memperolehi darjat ini?"

"Tidak, bukan itu. Aku memperolehi darjat ini kerana harta yang bercampur. Allah mengira pahala dan mengampunkan segala dosaku kerana sewaktu aku mengadakan majlis nyanyian dan bersyair, aku hentikan apabila suara muazzin melaungkan azan, aku menyuruh semua jariahku berhenti dan menyambung kembali setelah azan selesai. Itulah amal ibadat yang Allah terima dan nilai," kata Siti Zubaidah

ISTIMEWANYA WANITA

" Wanita yang memerah susu binatang dengan "Bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan."

" Wanita yang menguli tepung gandum dengan "Bismillah" Allah akan berkatkan rezekinya."

" Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti menyapu lantai di Baitullah"

" Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membinakan 7 parit di antara dirinya dengan api neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi,"

" Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."

" Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas takhta di Hari Akhirat."

" Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan dibuatnya pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian."

" Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkansebanyak itu pula pekerjaan jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya."

" Sabda Nabi S.A.W:

"Ya Fatimah, barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong misai dan mengerat kukunya, Allah akan memberi minum akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya Sakaratul Maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman Syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat."

ciri-ciri wanita solehah



Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita menerima gelaran solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat iaitu :

1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut :

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada mahram bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami

- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah
- Tidak bermasam muka di hadapan suami
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan & kecantikannya serta rumah tangga

FAKTOR YANG MERENDAHKAN MARTABAT WANITA

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah dari faktor dalaman. Bukanlah faktor luaran atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemburkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.

Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Lupa mengingat Allah

Kerana terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak hairanlah jika banyak wanita yang tidak menyedari bahawa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syaitan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: ertinya:

” Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.”

Sabda Rasulullah s.a.w.: ertinya:
“Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan.” (Riwayat Tarmizi)

Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

2) Mudah tertipu dengan keindahan dunia.

Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syaitan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelumang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-An’am: ertinya:

” Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh kerana itu tidakkah kamu berfikir.”

3) Mudah terpedaya dengan syahwat.

4) Lemah iman.

5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk.

Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang terbaik adalah Wanita yang solehah

Wednesday, August 26, 2009

WANITA SOLEHAH LEBIH BAIK DARI BIDADARI SYURGA

Wanita solehah tidak boleh sembarangan mencintai lelaki. Lelaki yang paling wajar dicintai oleh wanita solehah ialah Nabi Muhammad SAW. Ini kerana Nabi Muhammad SAW adalah pembela nasib kaum wanita. Baginda telah mengangkat martabat kaum wanita daripada diperlakukan dengan kehinaan pada zaman jahiliyah, khususnya oleh kaum lelaki. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW juga berjaya menyempurnakan budi pekerti kaum lelaki. Ini membawa keuntungan kepada kaum wanita kerana mereka mendapat kebebasan dalam kawalan dan perlindungan keselamatan oleh kaum lelaki.

Iaitu dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW menjadikan bapa atau suami mereka berbuat baik dan bertanggungjawab ke atas keluarganya. Demikian juga dengan kedatangan Rasulullah SAW telah menjadikan anak-anak tidak lupa untuk berbakti kepada ibu mereka, contohnya seperti Uwais Al-Qarni. Salah satu tanda kasih Baginda SAW terhadap kaum wanita ialah dengan berpesan kepada kaum lelaki agar berbuat baik kepada wanita, khususnya ahli keluarga mereka. Rasulullah SAW sendiri menjadikan diri dan keluarga baginda suri teladan kepada kaum lelaki untuk bagaimana berbuat baik dan memuliakan kaum wanita.

Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan yang berbuat baik kepada ahli keluarganya.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi) Lagi sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya; dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi.” (Riwayat Abu ‘Asakir). Tapi betul ke wanita solehah itu lebih baik daripada bidadari syurga?

Daripada Umm Salamah, isteri Nabi SAW, katanya(di dalam sebuah hadis yang panjang): Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Adakah wanita di dunia lebih baik atau bidadari?” Baginda menjawab, “Wanita di dunia lebih baik daripada bidadari sebagaimana yang zahir lebih baik daripada yang batin.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Bagaimanakah itu?”Baginda menjawab, “Dengan solat, puasa dan ibadat mereka kepada Allah, Allah akan memakaikan muka-muka mereka dengan cahaya dan jasad mereka dengan sutera yang berwarna putih,berpakaian hijau dan berperhiasan kuning….(hingga akhir hadis)” (riwayat al-Tabrani).

Terkejut bila membaca hadis ni dan ingin berkongsi bersama rakan-rakan lain. Sungguh tinggi darjat wanita solehah, sehingga dikatakan lebih baik daripada bidadari syurga. Semoga hadis ini menjadi inspirasi bagi kita semua dalam memperbaiki diri agar menjadi lebih baik daripada bidadari syurga. InsyaAllah.. Tapi, bagaimana yang dikatakan wanita solehah itu? Ikuti kisah berikut, semoga kita sama-sama beroleh pengajaran.

Seorang gadis kecil bertanya ayahnya, “Ayah ceritakanlah padaku Perihal muslimah sejati?” Si ayah pun menjawab, “Anakku,seorang muslimah sejati bukan dilihat dari kecantikan dan keayuan wajahnya semata-mata.Wajahnya hanyalah satu peranan yang amat kecil,tetapi muslimah sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. Itulah yang terbaik”. Si ayah terus menyambung, “Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersona,tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu”.“Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak mana kebaikan yang diberikannya ,tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu.Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujah kebenaran”. Berdasarkan ayat 31,surah An Nurr,Abdullah Ibnu Abbas dan lain-lainya berpendapat,“Seseorang wanita islam hanya boleh mendedahkan wajah,dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahram“. (As syeikh said hawa di dalam kitabnya Al Asas fit Tasir).“Janganlah perempuan -perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga menghairahkan orang yang ada perasaan dalam hatinya,tetapi ucapkanlah perkataan yang baik-baik”. (surah Al Ahzab:32). “Lantas apa lagi ayah?”sahut puteri kecil terus ingin tahu. “Ketahuilah muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatirannya dirinyalah yang mengundang orang tergoda“.“Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada TUHAN nya,dan ia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberi.Dan ingatlah anakku muslimah sejati bukan dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul”.



Setelah itu si anak bertanya,”Siapakah yang memiliki criteria seperti itu ayah?Bolehkah saya menjadi sepertinya?mampu dan layakkah saya ayah?”.Si ayah memberikan sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!supaya kamu berjaya nanti.INSYA ALLAH kamu juga boleh menjadi muslimah sejati dan wanita yang solehah kelak,malah semua wanita boleh”. Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULULLAH. “Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu ,puasa di bulan ramadhan ,menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya,maka masuklah ia ke dalam syurga dari pintu-pintu yang ia kehendakinya”.(riwayat Al Bazzar)

P/S: “Seindah hiasan adalah WANITA SOLEHAH”

MARHABAN YA RAMADHAN

MARHABAN YA RAMADHAN
Marhaban barasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang. Marhaban menggambarkan suasana penerimaan tetamu yang disambut dan diterima dengan lapang dada, dan penuh kegembiraan. Marhaban ya Ramadhan (selamat datang Ramadhan), mengandungi erti bahwa kita menyambut Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak dengan keluhan.

Rasulullah sendiri senantiasa menyambut gembira setiap datangnya Ramadhan. Dan berita gembira itu disampaikan pula kepada para sahabatnya seraya bersabda:

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan. Allah telah memfardlukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu seluruh setan. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan" (Hr. Ahmad)

Marhaban Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah swt.

Perjalanan menuju Allah swt itu dilukiskan oleh para ulama salaf sebagai perjalanan yang banyak ujian dan tentangan. Ada gunung yang harus didaki, itulah nafsu. Digunung itu ada lereng yang curam, belukar yang hebat, bahkan banyak perompak yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak dilanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat yang indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya.

Untuk sampai pada tujuan tentu diperlukankan bekal yang cukup. Bekal itu adalah benih-benih kebajikan yang harus kita tabur didalam jiwa kita. Tekad yang keras dan membaja untuk memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat dan tadarrus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah melalui pengabdian untuk agama.

SPIRITUALISME DAN MATERIALISME. Puasa Ramadhan hakekatnya adalah melatih dan mengajari naluri (instink) manusia yang cenderung tak terkontrol. Naluri yang sulit terkotrol dan terkendali itu adalah naluri perut yang selalu menuntut untuk makan dan minum dan naluri seks yang selalu bergelora sehingga manusia kewalahan untuk mengekang dua naluri ini.

Dalam sejarah manusia didapatkan dua falsafah yang dapat menguasai dan mendominasi kebanyakan manusia, yakni falsafah materialisme yang berorientsi pada materi saja, dan falsafah spiritualisme yang hanya berorientasi pada rohaniah saja.

Orang-orang yang berorientasi materi - terdiri dari orang-orang atheis, komunis dan animisme dan berhalaisme - mereka hidup untuk dunianya saja. Mereka melepaskan kenhendak nalurinya dan tak pernah puas. Bila terpenuhi satu keinginannya, timbul keinginan baru begitu seterusnya. Sahwat manusia bila sudah terbakar maka akan mengheret dari sedikit ke yang banyak, dari banyak ke yang terbanyak.

Allah mengecam orang-orang seperti ini: "Biarkanlah mereka makan, dan bersenang-senang, mereka dilalaikan oleh angan-angan dan mereka akan mengetahui akibatnya".(QS Al Hijr 3). Ayat lain: "Orang-orang kafir mereka bersenang-senang dan makan seperti binatang ternak makan. Dan neraka adalah tempat tinggalnya".(QS Muhammad 12)

Mereka hidup di dunia ini dalam keadaan kosong. Jiwanya dikuasai nafsunya, menghalalkan segala cara, dan dihari kiamat nanti mereka mendapat balasan yang setimpal. "Demikian itu bersenang-senang di bumi tanpa haq dan mereka sombong".(QS Ghofir 75) Sementara filsafat spiritualisme yang didasarkan pada kerahiban, berpandangan bahwa pengabdian kepada Tuhan harus menekan naluri seks mengikis habis pendorong-pendorongnya dan mematikannya yang juga diatasi dengan mengurangi makan. Dengan kata lain mereka masuk dalam kancah peperangan melawan jasad manusiawinya. Filsafat ini dilakukan oleh gereja sejak dahulu kala.

Orang-orang Barat dewasaa ini melepaskan diri dari filsafat gereja, mereka menggunakan waktu dan harta kekayaannya untuk memenuhi sahwat jasmaninya. Filsafat spiritualismenya telah lenyap, bahkan gereja-gereja sudah tiada lagi pengunjungnya walaupun pada hari Minggu. Seandainya masih ada, itu hanya sekelompok minoritas yang hidup di dunia Islam.

Agama Islam adalah agama yang seimbang. Ia menghormati rohani dan jasmani sekaligus, ia memperhatikan nilai-nilai ideal manusia, tapi juga menjamin kebutuhan hidup naluri duniawinya asal dalam ruang keutamaan, ketaatan, kehormatan.

Ia membolehkan manusia makan dengan catatan dalam batas kewajaran dan kehormatan. "Makanlah dan minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa berlebih-lebihan dan tidak diiringi kesombongan".(HR Bikhari)

Islam mengimbangkan antara ruhani dan jasmani. "Ya Allah, a ku berlindung kepadamu dari lapar, karena sesungguhnya seburuk- buruk tidur adalah dalam keadaan lapar. Dan aku berlindung kepadamu dari khianat, karena itu adalah seburuk-buruk suasana kejiwaan".(HR Abu Daud)

Islam memperhatikan kehidupan dunia dan akherat, "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa: Apa yang Tuhan kalian turunkan? mereka berkata: 'Keuntungan bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini dan akherat lebih baik, dan sebaik tempat bagi orang-orang yang bertaqwa".(QS AN Nahl 30)

Ajaran Islam datang untuk mensucikan manusia, mengangkat darjatnya, ia mensucikan fisikalnya dengan mandi dan berwudlu, mensucikan jiwanya denga ruku' dan sujud. Islam adalah jasmani dan ruhani, dunia dan akherat dengan falsafah puasa. Islam menegaskan bahwa manusia terdiri dari jasmani dan ruhani.

Nilai manusia tidak terletak pada jasadnya, akan tetapi terletak pada ruhani yang menggerakkannya. Kerena ruhani inilah, Allah memerintahkan pada malaikatnya untuk hormat kepada manusia, karena ruhani datangnya dari Allah swt. Firman Allah:

"Ingatlah diwaktu Tuhanmu berkata kepada para malaiakat: "Aku menciptakan manusia dari tanah, dan setelah aku sempurnakan aku tiupkan kedalamnya ruh-Ku, maka hormatlah kalian kepadanya".(QS ShAd 71-72)

Setelah itu manusia ada yang mengenali siapa yang meniupkan ruh kapadanya dan yang memuliakannya atas seluruh makhluknya.

Mereka itu akan bersyukkur kepada pemberi nikmat, sementara ada manusia-manusia yang melupakan Tuhannya, melupakan kepada dzat yang meniupkan ruh kepadanya.

Demikian juga halnya kebudayaan. Kebudayaan yang memegang kendali alam sekarang ini telah melupakan Tuhannya, melalaikan haknya. Dunia ini tidak memiliki kebudayaan yang mengakui ruhani dan jasmani, berorientasi dunia dan akherat dan menentukan hak-hak manusia disamping hak-hak Allah -kebudayaan Islam-.

Puasa Ramadhan sebagaimana Rasulullah jelaskan dapat mengangkat derajat pelakunya menjadi unsur rahmat, kedamaian, ketenangan, kesucian jiwa, aklaq mulia dan perilaku yang indah ditengah-tengah masyarakat. "Bila salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia tidakberbicara buruk dan aib. dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki seseorang maka berkatalah, 'Aku berpuasa'". (HR. Bukhori).

Dalam bulan Ramadhan terdapat filsafat Islam yang mengaitkan dunia dengan akhirat, mengaitkan jasmani dan ruhani, mengaitkan bumi dengan langit, mengaitkan manusia dengan wahyu, dan mengaitkan dunia dengan kitab yang menerangi jalannya dan menetukan tujuannya.




@@ KHUTBAH NABI MENYAMBUT @@
@@ Ramadhan @@
"Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu'."

"Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain."

"Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya."

"Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang."

Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu."

"Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka."

"Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya."

"Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka."

"Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga." (HR. Ibnu Huzaimah).

@@ Fadhilat Tarawikh @@

@@ Fadhilat Tarawikh @@
KELEBIHAN SEMBAHYANG SUNAT TARAWIH

Di riwayatkan oleh Saiyidina Ali (r.a.) daripada Rasulullah S.A.W., sebagai jawapan dari pertanyaan sahabat-sahabat Nabi S.A.W. tentang fadhilat (kelebihan) sembahyang sunat tarawih pada bulan Ramadan:

Malam 1:

Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama sepertimana ia baru dilahirkan, mendapat keampunan dari Allah.

Malam 2:

Diampunkan dosa-dosa orang mukmin yang sembahyang tarawih serta kedua ibubapanya (sekiranya mereka orang beriman).

Malam 3:

Berseru Malaikat di bawah 'Arasy' supaya kami meneruskan sembahyang tarawih terus-menerus semoga Allah mengampunkan dosa engkau.

Malam 4:

Memperolehi pahala ia sebagaimana pahala orang-orang yang membaca kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.

Malam 5:

Allah kurniakan baginya pahala seumpama orang sembahyang di Masjidilharam, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsa.

Malam 6:

Allah kurniakan pahala kepadanya pahala Malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul Ma'mur (70 ribu malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah-tanah mendoakan supaya Allah mengampunkan dosa-dosa orang yang mengerjakan sembahyang tarawih pada malam ini.

Malam 7:

Seolah-olah ia dapat bertemu dengan Nabi Musa serta menolong Nabi 'Alaihissalam menentang musuh ketatnya Fi'raun dan Hamman.

Malam 8:

Allah mengurniakan pahala orang sembahyang tarawih sepertimana yang telah dikurniakan kepada Nabi Allah Ibrahim 'Alaihissalam.

Malam 9:

Allah kurniakan pahala dan dinaikkan mutu ibadat hambanya seperti Nabi Muhamad S.A.W.

Malam 10:

Allah Subhanahuwata'ala mengurniakan kepadanya kebaikan di dunia dan akhirat.

Malam 11:

Keluar ia daripada dunia (mati) bersih daripada dosa seperti ia baharu dilahirkan.

Malam 12:

Datang ia pada hari Qiamat dengan muka yang bercahaya (cahaya ibadatnya).

Malam 13:

Datang ia pada hari Qiamat dalam aman sentosa daripada tiap-tiap kejahatan dan keburukan.

Malam 14:

Datang Malaikat menyaksikan ia bersembahyang tarawih, serta Allah tiada menyesatkannya pada hari Qiamat.

Malam 15:

Semua Malaikat yang menanggung 'Arasy, Kursi, berselawat dan mendoakan supaya Allah mengampunkan.

Malam 16:

Allahsubhanahuwata'ala tuliskan baginya terlepas daripada neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga.

Malam 17:

Allah kurniakan orang yang bertarawih pahalanya pada malam ini sebanyak pahala Nabi-Nabi.

Malam 18:

Seru Malaikat: Hai hamba Allah sesungguhnya Allah telah redha kepada engkau dan ibubapa engkau (yang masih hidup atau mati).

Malam 19:

Allah Subhanahuwataala tinggikan darjatnya di dalam Syurga Firdaus.

Malam 20:

Allah kurniakan kepadanya pahala sekalian orang yang mati syahid dan orang-orang solihin.

Malam 21:

Allah binakan sebuah istana dalam Syurga daripada nur.

Malam 22:

Datang ia pada hari Qiamat aman daripada tiap-tiap dukacita dan kerisauan (tidaklah dalam keadaan huru-hara di Padang Mahsyar).

Malam 23:

Allah subhanahuwataala binakan kepadanya sebuah bandar di dalam Syurga daripada nur.

Malam 24:

Allah buka peluang 24 doa yang mustajab bagi orang bertarawih malam ini, (elok sekali berdoa ketika dalam sujud).

Malam 25:

Allah Taala angkatkan daripadanya siksa kubur.

Malam 26:

Allah kurniakan kepada orang bertarawih pahala pada malam ini seumpama 40 tahun ibadat.

Malam 27:

Allah kurniakan orang bertarawih pada malam ini ketangkasan melintas atas titian Sirotolmustaqim seperti kilat menyambar.

Malam 28:

Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 darjat di akhirat.

Malam 29:

Allah Subhanahuwataala kurniakan kepadanya pahala 1000 kali haji yang mabrur.

Malam 30:

Allah Subhanahuwataala beri penghormatan kepada orang bertarawih pada malam terakhir ini yang teristimewa sekali, lalu berfirman: "Hai hambaKu: Makanlah segala jenis buah-buahan yang engkau ingini hendak makan di dalam syurga, dan mandilah engkau daripada air syurga yang bernama Salsabila, serta minumlah air daripada telaga yang dikurniakan kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang bernama 'Al-Kauthar"."

Tuesday, August 25, 2009

puasa hari ini

salam...
masa ni bru lpas smyg zhor...wa3..ngntuknyer...tdi pi jln2 hbes bandar..dari pantai timur,ke parkson n than ke the store...hu3..lenguh kaki berjalan..gi ronda2 jer..tengok kwan beli bju anak..kiter tmpang tgok jerlah...he3..tp,hari ni memang sesak btul jln...berserabut kete kat depan parkson tu...dahlah laju2,mcm diaorg sajer yg der kete..kt pun aderlah..he3...bginilah bila puasa + bdak cuti sekolah..jln jem....memang x bleh lari dah..pnat tul

Monday, August 24, 2009

zaman muda2 lu..he3







internet network down...

rasa gram tul rini..tenet down kat ofis..semua x dpt online...hu3..network jem giler...rasa boring tul..buat kje jap dah ngntuk..nk bkak email pun x bleh...esok kalau x leh lg..nk buat aper ntah kat ofis tu masa ngntuk2..hu3...

Friday, August 21, 2009

Saya Mahukan Wanita Solehah


Saya Mahukan Wanita Solehah
www.iluvislam.com


Mohd Dzul Khairi Mohd Noor
EditOr: mawaryangtinggi


“Saya mahukan wanita solehah, bu. Saya harap bu dapat carikan saya seorang wanita solehah yang akan mendampingi hidup saya, menghirup kesusahan dan kesenangan bersama saya,” bilang saya pada ibu saya satu ketika. Masing-masing mempunyai definisi tersendiri tentang wanita solehah, saya juga tidak terlepas. Seperti itu jugalah setiap orang mempunyai definisi citarasa tersendiri tentang kecantikan. Yang pasti, lelaki mahukan wanita yang solehah yang mampu menempuh kehidupan bersama dan begitulah sebaliknya. Solehah itu bukan pada nama atau rupa, tetapi hati dan budi.

Solehah itu bukannya nampak pada mata tetapi nur dan sinarnya tersimbah di wajah. Yang solehah, pasti akan ternampak pada wajahnya lambang kesolehan. Tidakkah benar pernyataan saya?. Tidak usahlah kita susah-susah dan payah-payah mencari definisi huruf demi huruf untuk menarik perhatian. S untuk Solehah. O untuk Obama. L untuk Lembut, bukannya lembu. H untuk Hembusan Kewangian. A untuk Agama dan H untuk Hantu. Usah didefinisikan sebegitu. Ia bukanlah satu perkara yang menarik pun.

Yang jelasnya, solehah ialah satu simbolik kepada seorang wanita yang mencurahkan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya sepenuh hati. Perasaan keimanan itu menyeluruhi seluruh ruang hidupnya sehingga meletakkan ia dalam ruang ketaqwaan dan peribadatan yang hakiki. Tanda solehah itu ada beberapa antaranya:

1) Menjadikan Allah dan Rasul sebagai keutamaan. Antara petandanya ialah, mereka selera beribadat dan mereka tidak menghalang suami mereka daripada menjalankan gerak kerja dakwah meskipun menyempitkan ruang untuk bersama.

2) Mentaati suami dengan mengasihinya segenap perasaan, menasihatinya jika tersilap dengan penuh kebijaksanaan, mendokong suaminya serta sentiasa memberikan motivasi selain mengingati perkara-perkara penting dalam kehidupan suaminya seperti tarikh lahir.

3) Menjadikan gerak kerja membawa Islam sebagai resepi kejayaan rumah tangga.

4) Meletakkan nawaitu untuk melahirkan anak yang bakal menyibukkan diri dengan amal Islami. Disebabkan itulah pemimpin Palestin menyebut, “Kekuatan kami ialah rahim-rahim isteri kami”.

“Macam mana kamu nak orang solehah sedangkan kamu kerja pun tak ada. Ada ke orang nak kat kamu yang kerja takde ni?” tanya ibu, sinis sekali. Saya terpukul dan membantutkan hujjah saya buat seketika. Namun hanya seketika. Saya menerawang berfikir. Ibu seorang kakitangan kerajaan. Mungkin sejak saya dalam kandungan lagi ibu berpesan sambil mengusap perut, “Ngah, bila besar nanti, kena kerja kerajaan”. Aduh, berat sekali untuk berdepan dengan kehendak ibu yang mendesak sebegitu. “Nanti tok Qadhi tanya kerja apa, ha..nak kahwin macam mana?” Begitulah bilang ibu.

Saya mencari-cari. Mengintai-intai mana-mana muslimat yang kuat. Ada yang mahukan suami yang pandai buat roti canai. Ada yang mahu suami yang kerja tetap. Ada yang mahu menurut kehendak ibu bapa sahaja. Ada yang mahu senegeri. Ada yang mahu sebaya, tidak kurang juga yang mahukan yang lebih tua. Ada yang mahu suami yang prihatin dan mengambil berat. Ada yang mahukan keromantikan. “Ada tak yang mahu orang yang tidak bekerja dengan kerajaan macam ana?” tanya saya kepada seorang sahabat akhawat satu ketika. “Jadi, ustaz kerja apa? Takkan nak bagi dia makan pasir?” Tanya balik akhawat tersebut. Ish, banyak songeh betul. Orang tanya, bukan nak jawab. Dipukulnya pula saya dengan persoalan itu. Aduh, peritnya. “Ustazah, ana meniaga,” balas ana balik. “Ustaz meniaga apa? Miskin je nampak,” Ish, budak ni. Memang nak kena. Aku luku sekali baru tahu. Kata saya dalam hati. "Awat ustazah banyak sangat tanya ni ? Ke ustazah yang nak kat ana ?” Saya bagi buah kilas sekali. Terus dia terdiam dan, dot, dot, doooot. Fuh, malu la tu. Gerutu hati saya.

Saya berniaga dengan Allah. Biarlah Allah yang membalas segala usaha saya. Saya tidak gemar bekerja dengan manusia yang banyak protokolnya. Saya bukan semacam ibu. Malah saya berbeza dengan kakak Sarah yang rajin bekerja. Adik-adik saya sinis berkata, “Ada orang tu, dapat kerja tapi tolak, kuikui,”. Apapun, saya masih mengembara mencari wanita solehah. Yang sanggup menghirup kesusahan bersama saya, terbang mencari ampunan Illahi melalui gerak kerja Islam. Ahhh..saya mahukan wanita solehah, tolonglah! Kenapa saya mahukan wanita solehah? Kerana saya mahukan hidup saya bahagia. Saya tidak pentingkan yang romantik kerana cukuplah saya yang romantik. Saya tidak mahukan yang kaya-raya kerana saya sudah terbiasa dengan kesusahan. Saya hanya mahukan Solehah. Ops.. maaf tersilap. Bukan saya mahukan Solehah tetapi mahukan yang solehah.

“Ustaz Mi, bagaimana caranya mahu mendapatkan wanita solehah. Saya ingin menjadikannya teman berbicara tentang ilmu, teman seperibadatan, teman yang berkongsi perasaan dan permasalahan. Bagaimana caranya Ustaz Mi?” tanya saya kepada sahabat saya Azmi satu ketika. Walhal, Azmi sendiri teraba-raba mencari wanita solehah. “Enta ni Dzul. Enta nak orang solehah, tapi enta pula entah apa-apa. Macam mana enta nak orang solehah kalau macam ni?” Aduh, saya terpukul sehingga kelebam-lebaman dibuatnya.




**sumber: dzulkhairi.blogspot.com**
dihantar oleh bro yus

Kisah Tentang Wanita-Wanita Yang Soleh

Kisah Tentang Wanita-Wanita Yang Soleh
Dari Kalam Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
Ahmad bin Abdullah bin Husein bin Tohir bercerita kepadaku, "Sekali waktu aku pergi ke rumah saudara perempuanku, Nur. Dia berkata, "Wahai Ahmad, tolong ambilkan gula dan biji kopi". Aku naik ke atas loteng, tapi di sana tidak kutemukan apa-apa. Aku kembali menemuinya, "Perempuan tua anak Abdullah bin Husein, kau membohongiku". Ia menjawab, "Wahai anak ibumu, naik dan lihatlah!" Aku sekali lagi naik ke atas loteng dan tidak menemukan apa-apa. Dia lalu naik ke loteng bersamaku dan membuka lemari, tempat gula dan biji kopi yang tadi kosong, ternyata sekarang telah penuh.

Nur pernah berkata kepadaku, "Aku mendengar seruan Allah di akhir malam: Bangunlah, mintalah apa saja yang kau inginkan, kebutuhan dunia maupun agama, Aku akan memberimu saat ini juga". Ayah beliau, Habib Abdullah bin Husein memberinya wasiat:

Wahai Nur,
jika kau menginginkan nur,
dan hati makmur,
dada lapang dan bahagia,
taatlah selalu kepada Allah.


Ahmad bin Abdullah juga bercerita, "Suatu hari aku duduk bersama Nur. Ketika masuk waktu salat, ia bertanya, "Dimana arah kiblat?" Dengan maksud bercanda, aku menunjuk arah lain, bukan arah kiblat. Ketika ia mulai mengangkat tangannya hendak bertakbir, ia berkata, "Arah kiblatnya bukan ke situ. Kau pikir aku tidak tahu arah kiblat. Demi Allah, aku tidak mengucapkan takbiratul ihram, kecuali setelah benar-benar melihat ka'bah".

Suatu hari aku berkunjung ke rumah Hababah Nur bersama beberapa orang sahabatku. Hababah Nur berpesan, "Wahai keluargaku, curahkan perhatianmu pada ilmu Fiqih, sebab dengan ilmu Fiqih-lah syariat suci ini akan dapat tegak. Namun masyarakat telah meninggalkan ilmu Fiqih. Padahal ilmu fiqih merupakan inti (agama). Allah...Allah dalam Fiqih, ketahuilah ilmu ini akan hilang.

Dan kau (wahai Ali), hendak pergi ke Tarim, bukan? Jadikanlah semua topik ceramahmu tentang wara', juga masalah halal dan haram. Sebab, semua yang haram telah tersebar merata dan sikap wara' telah meninggalkan lembah ini. Anjurkanlah mereka untuk bersikap wara' dan meninggalkan semua yang syubhat. Ketahuilah, makanan haram akan melemahkan hati".

Perhatikan generasi dahulu, para wanitanya banyak yang saleh. Hababah Nur ini hidup di zamanku. Dikatakan bahwa: "Betapa banyak rambut terurai (wanita) lebih baik dari jenggot (pria)" Ibu Habib Abdullah bin Husein bin Tohir lebih agung lagi. Beliau adalah Hababah Syeikhoh binti Abdullah bin Yahya. Dari pasangan suami istri ini lahir Husein, Tohir, Abdullah dan Khodijah. Khodijah adalah ibu Habib Abdullah bin Umar bin Yahya.

Suatu hari Habib Abdulkadir bin Muhammad Al-Habsyi yang tinggal di Ghurfah mengunjungi para Habaib yang tinggal di kota Masileh. Mereka semua merasa senang dengan kedatangannya. Orang-orang mengatakan bahwa beliau gemar bermujahadah yang berat-berat, dan berulang kali melakukan arbainiyah (khalwat selama 40 hari). Selama dua puluh tahun beliau tidak minum air. Habib Tohir dan Habib Abdullah melaporkan hal ini kepada ibunya, "Wahai ibu, Habib Abdulkadir ini amalnya begini dan begini. Telah dua puluh tahun beliau tidak minum air".

"Dia lelaki yang baik, perbuatannya baik, dan apa yang telah disifatkan oleh orang-orang tentang dirinya sangat baik. Ambilkanlah sebuah teko lalu penuhilah dengan air", perintah ibunya. "Berikan teko ini kepadanya dan katakan: ibu kami mengucapkan salam dan berpesan agar kau meminum air ini sebagaimana kakekmu Muhammad saw meminumnya. Keutamaan kaum sholihin terletak pada kemampuannya meninggalkan larangan. Apakah selama dua puluh tahun ini engkau tidak mengerjakan yang makruh; apakah tidak pernah terlintas di hatimu untuk melakukannya? Kalau sekedar ibadah, para wanita tua pun dapat melakukannya. Demikian pesan ibu mereka setelah diambilkan teko yang penuh air.

"Kami tidak berani bersikap kurang ajar kepadanya, Bu". "Berikan teko ini lalu sampaikan pesanku kepadanya jika kalian menginginkan kebaikan dan keberkahan". Mereka berdua lalu menemui Habib Abdulkadir dan menyampaikan pesan ibunya. "Benar, ibumu benar. Sungguh dia adalah seorang murabbiyah (pendidik) yang baik. Sungguh beliau sebaik-baik muaddibah (pendidik). Sungguh baik ucapannya. Bawa sini air itu", jawab Habib Abdulkadir. Setelah teko Itu beralih ke tangannya, beliau pun segera meminum airnya. (N:102-105)

Suatu hari aku dan Ahmad Ali Makarim berjalan-jalan di kota Bur. Kami berbincang-bincang tentang masalah nafs. Jauh dari situ ada beberapa wanita sedang mencari kayu di tepi sungai yang sudah kering. Tiba-tiba salah seorang dari wanita-wanita itu mendatangi kami dan berkata, "Tidak ada yang merintangi manusia dari Tuhannya kecuali nafs". Kami berkata kepadanya, "Kau benar, Allah telah memuliakanmu dengan hikmah". Wanita itu kemudian pergi untuk bergabung kembali dengan teman-temannya. Rupanya pembicaraan kami di-kasyf oleh wanita tadi. (N:235)

Sholeh bin Nukh berkata kepadaku, "Wahai Habib Ali, aku memiliki anak perempuan yang saleh". "Bagaimana kau tahu dia seorang saleh?" "Aku pernah bertanya kepadanya, "Senangkah kau jika ada seseorang yang memberimu satu peti perhiasan?" Dia menjawab, "Wahai ayah, apakah perhiasan ini dapat menyenangkan hati seseorang? Perhiasan hanya akan melukai hati". Aku bertanya lagi, "Bagaimana pendapatmu jika kau dapat melihat Allah Yang Maha Mulia?" Mendengar ucapanku ini, ia terjatuh dan menangis selama tiga hari. Apakah ia seorang wanita saleh?"

"Ya, dia adalah seorang wanita yang saleh...sungguh-sungguh wanita yang saleh?" Salim bin Abubakar (bin Abdullah Alatas) berkata kepadaku, "Aku pernah mendengar Sholeh bin Nukh dan anak perempuannya berdzikir kepada Allah berdua di rumahnya, suara mereka seakan-akan suara 100 orang". (N:463-464)

mampukah aku menjadi wanita Solehah ?


mampukah aku menjadi wanita Solehah ?


Mampukah aku menjadi seperti ibunda Khadijah
Agung cintanya kepada Allah dan Rasulullah
hartanya diperjuangkan kejalan fisabilillah
penawar hati kekasih Allah
susah dan senang rela bersama.......

mampukah kudidik jiwa seperti Aisyah ...
Istri Rasulullah yang bijak
pendorong kesusahan dan penderitaan
tiada sukar untuk dilaksanakan

mengalir air mataku melihat pengorbanan puteri Rasulullah Siti Fatimah
akur dalam setiap perintah, taat dengan abuyanya
yang senantiasa berjuang
tiada memiliki harta dunia
layaknya dia sebagai wanita penghulu syurga

ketika aku marah, ingin kuintip serpihan sabar dari catatan hidup siti Sarah....

tabah jiwaku, setabah umi nabi Ismail
mengendong bayinya yang masih merah
mencari air penghilang dahaga
diterik padang pasir merah
ditinggalkan suami akur tanpa bantah
pengharapannya hanya pada Allah
itulah Wanita bernama Siti Hajar

mampukah aku menjadi wanita Sholehah ?
mati dalam keunggulan iman
bersinar harum tersebar
bagai wanginya pusara masyitoh......

Ikhwan dan Akhwat yang Sejati



Ikhwan dan Akhwat yang Sejati

Seorang remaja ikhwan bertanya pada ibunya:
Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…
Sang Ibu tersenyum dan menjawab…

ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya….

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakankebenaran…..

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya…

ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…

ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…….

Setelah itu, ia kembali bertanya…” Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,Ibu ?”Sang Ibu memberinya buku dan berkata…. “Pelajari tentang dia…” ia pun mengambil buku itu “MUHAMMAD”, judul buku yang tertulis di buku itu…
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?”. Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:

Anakku …

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara

Sang ayah diam sejenak sambili melihat ke arah putrinya

“ Lantas apa lagi Abi? ”, sahut putrinya

Ketahuilah putriku …

Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa sabar dan syukur

Dan ingatlah …

Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat kelincahannya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatannya dalam pergaulan

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!” Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rosulullah”

“Wanita Itu Perhiasan Dunia..Seindah Perhiasan Dunia Adalah Wanita Solehah”

Mutiara Hati:

Tidak semua yang kita mahu boleh didapat. Jika Allah tidak memberi sekarang, ia akan ditunda atau diganti yang lebih baik.=)

PESAN IKHWAN KEPADA AKHAWAT

Bismillaahirahmaanirrahiim..

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [QS. An-Nuur:31]

Akhwat,...Telah sampai padaku ilmu tentang empat orang wanita yang harus aku, sebagai lelaki, pertanggungjawabkan di "yaumil akhir" nanti, mereka adalah...Ibu, saudara perempuan, isteri dan anak-anak perempuanku.

Akhwat,...
Banyak hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian, hal yang mungkin juga sudah kalian ketahui, entah dari buku yang kalian baca, pengajian yang kalian ikuti dan dengarkan, atau yang lebih mutakhir..email dan internet.

Jika kali ini aku ingin mengulanginya lagi, harap jangan kalian gusar, ini hanya sebagai bentuk kasih sayang dan tanggung jawabku, sebagaimana Allah telah tetapkan untukku.
Seandainya aku abaikan, ketakutanku hanya satu, kemurkaan-Nya.
Oleh kerana itu, tolonglah aku dari murka-Nya, dengan membaca dan meresapkan apa yang akan aku sampaikan ini, agar merasuk kedalam kalbu, menetap didalam hati, dan berbuah amaliyah yang abadi.

Akhwat,...
Hidup kita dibatasi waktu, usia kita bertambah sedangkan sisa hidup kita berkurang
sedarkah bahwa kita pastinya akan kembali menjumpai-Nya, Pencipta Yang Agung dan Maha Segala? sudahkah kita siapkan segala sesuatunya?
Bukan harta benda, bukan pangkat kedudukan, bukan pula gelar kebangsawanan...
Tidak..bukan itu semua...tapi Taqwa!!
Yaa...Taqwa...hanya ketaqwaan itu yang akan menyelamatkan kita, kini dan nanti, dunia akhirat.

Aku sangat faham bahwa kalianpun sudah mengetahui hal ini, tapi sudahkan kalian memulai mengayun langkah berjalan menuju Taqwa?
sudahkan pengetahuan itu membawa kepada kesadaran bahwa hidup kita bisa berakhir kapan saja...bahkan mungkin detik ini....
dan jika saat itu datang, mungkinkah diraih "khusnul khotimah" jika tidak kita persiapkan?

Akhwat,...
Aku sadar dan mengerti jika kalian menganggap bahwa aku sendiri belumlah boleh menyandang gelaran taqwa dan untuk itu belum boleh menasihati kalian...
dan itu benar, akupun teramat sedar akan hal itu...
aku belum separuh jalan menuju taqwa, bahkan seperempatnya pun belum...
jauh..masih jauh dari taqwa sebagaimana tuntunan Nabi kita
hanya saja Rasulullah sendiri telah bersabda, "Ballighu anni walau ayyah” (Sampaikanlah apa yang kalian dapat dariku walau hanya satu ayat)…
sedangkan Allah berfirman ” . . . .Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah . . . . ” [Al Hasyr:7]
Kini aku sampaikan kepada kalian, walau "hanya" soal Taqwa, walau hanya satu ayat…renungilah…bawalah dalam tidur malam kalian yang panjang…tafakurlah

Setiap hari, setiap jam, setiap detik dalam hidupku
Tak sekejappun aku lupa akan kalian, sebagai sebahagian dari hisabku dihadapanNya kelak...
Ketahuilah, lebih mudah bagiku menyampaikan kebenaran kalam-kalam Nya dan sunnah-sunnah rasulNya kepada Ibu, Istri dan anak-anakku..
Itu kerana Ibu dan anak-anakku berada pada masa yang berbeza dengan kita...
Pada ibu, hormat dan kasihku sudah sampai padanya sebelum aku berbicara, kerana keluasan hati dan pengalamannya...
Bagi anak-anakku, aku adalah panutan yang harus di hormati dan diikuti..
dengan seizin Allah, aku berusaha menjadi sebagaimana aku mengharapkan mereka menjadi sesuai harapan kami, orangtua mereka
Sedangkan istriku,...InsyaAllah dia sangat faham bahwa mematuhi saya, selama tidak menyekutukanNya, adalah bentuk pengabdian yang akan membawa dia ke Jannah Nya..
Akan halnya kalian, adik dan kakakku....usia kita tidaklah berbeza jauh…zaman kita sama...pendidikan kita setara...pergaulanlah yang membezakan kita..

Untuk itu, adikku...kakakku...fahamilah...aku berusaha untuk tidak melukai hati kalian
Aku tidak melebihi dari kalian sebagai hambaNya
Anggaplah aku teman yang sekadar mengingatkan kalian sekaligus mengingatkan dirinya sendiri..
Bahwa hanya Taqwa yang memungkinkan kita berada bersama rasul-rasul dan orang-orang saleh..
Dan pakaian taqwa yang langsung membezakan perempuan-perempuan kekasihNya dengan yang bukan adalah Hijab!!!

Kerana itu, tolonglah aku untuk menolong jiwa kalian,...
Hijablah diri-diri kalian...sesungguhnya itu lebih baik dari dunia dan seisinya...
Tidak, sekali-kali aku tidak memerintah kalian,..tidak...bukan aku, tapi Dia, Allah Tuhan segala Illah!
Dia yang memerintahkan, RasulNya yang menyampaikan, dan aku sekedar penyambung lidah..

Akhwat,...
Telah aku sampaikan kalimatNya,...
Kini terserah pada kalian, apakah bersedia memenuhi dan meninggikan seruanNya
Atau menjalani kehidupan "sewajarnya" menurut anggapan kalian dan sebahagian besar umat
Hijab adalah wajib bagi kalian perempuan sebagaimana wajibnya Solat...
Hijab bukan sunnah, bukan pula adat istiadat,...bukan..
Janganlah kebiasaan dan kewajaran dunia melampaui apa-apa yang telah ditetapkanNya
Jalani hidup mengikuti aturan-aturanNya dan sunnah rasulNya
Maka keselamatan dunia akhirat ganjarannya

Dia, Allah, pemilik semesta dan seisinya..sudah sepantasnyalah kita berhukum dengan hukum-hukumNya..
Maka kebenaran hukum manakah yang kalian pilih?

Dia, Allah, pemilik sah diri dan jiwa manusia...kepadaNyalah sebenar-benar kita akan kembali..
Maka kemana kalian akan sembunyi jika maut datang meminang? [eramuslim]